HIMAPI HOLIDAY 2012
Pagi itu,
ditanggal 7 Juni 2012, HIMAPI berkesempatan untuk berlibur di berbagai objek
wisata di Sukabumi, Jawa Barat yang belum tersentuh. Liburan tersebut dirancang
oleh Suci Rianie, (Ketua HIMAPI Periode 2011/2012) dan Rahmia Rivalina (Bendahara
HIMAPI Periode 2011/2012) angkatan 2009. Liburan ini merupakan liburan terakhir
untuk angkatan 2009, bisa dibilang untuk perpisahan angkatan 2009 dengan angkatan
2010 dan 2011 yang akan menjabat diperiode selanjutnya. Setelah survey yang
dilakukan sebelumnya oleh Suci, Riva, Sari, dan Finda pada tanggal 22 Mei 2012.
Sekitar pukul 07.00
WIB, kami berangkat dari kampus kami tercinta STEKPI dengan menggunakan bus
HIBA UTAMA 29 seat. Sebelum berangkat kami diberikan petuah singkat dari Dosen
kami tersayang, Ibu Novita. Perjalanan dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh
ustadz Husein (Amin…ya Allah). Canda dan gurau menghiasi perjalanan. Walaupun dengan
jumlah anggota yang ikut 1/3 dari jumlah keseluruhan anggota HIMAPI dikarenakan
terdapat anggota yang mudik, magang, dan dengan berbagai alasan lainnya , wisata Kami berlalu dengan
keceriaan dan kebanggaan. Jalan panjang dan berliku melewati sungai, sawah, gunung,
dan hutan yang ditempuh dengan waktu 7
jam (Ujung Genteng keras boo…) dari
Jakarta - Curung Cikaso, yakni objek wisata yang pertama kali dikunjungi. Kami
sampai disana tepat pukul 14.00 WIB (sesuai rundown yeah!!). Kami istirahat
makan siang, sebelum turun ke Curug Cikaso. Untuk turun ke Curug kami didampingi
salah satu tour guide disana, sebut saja namanya Bapak Agus. Kita naik
perahu/sampan dengan harga Rp 60.000,- (setelah tawar-menawar sengit sama si Abang
disana yang awalnya Rp 80.000,-). Sebenarnya bisa saja kita berjalan kaki
menuju Curug, namun untuk mewarnai liburan kita kali ini kita coba dengan
perahu/sampan. Sekitar 7 menit kami sampai di tepi Curug. Subhannallah,
pemandangan di Curug tersebut. Pemandangan yang tidak pernah ditemukan di kota
Jakarta. Suara air terjun yang mendesah menyejukkan jiwa, batu-batuan yang
eksotis bentuk dan rupanya, ditambah daun-daun yang berjatuhan satu demi satu menambah
keindahan panorama di Curug tersebut. Disana kami bermain air dan tentu saja
tidak melewatkan sesi foto-foto.
Karena takut
ketinggalan moment pelepasan tukik (penyu) yakni setiap pukul 17:30 WIB, sekitar
jam 4 sore kami sudah siap-siap berangkat ke Pangumbahan. Jalan menuju
pangumbahan sangat penuh perjuangan bagi supir kita, Bapak Yadi dan asistennya
Bapak Rudi. Medan yang ditempuh sangat sulit sekali. (berlubang dan penuh
genangan air). Kami salut sekali dengan perjuangan Bapak-Bapak itu. Kami tidak
nyasar di sana, karena Bapak Rudi merupakan asli orang Sukabumi. (Hehe… sesuai
request Kak Suci kepada pihak HIBA UTAMA). Setelah sampai disana, sekitar pukul
17:00 WIB dan membayar retribusi Rp 5.000,- / orang yang dibayar oleh bendahara
HIMAPI Rahmia Rivalina, Kami pun masuk
ke lokasi Pantai Pangumbahan yang merupakan tempat konservasi Penyu. Dan WOWW….
disinilah ternyata keindahan pantai sesungguhnya berada. Ombak yang besar,
pasir halus dan bersih yang tebal mengingatkan suasana di pantai Kuta, Bali. Tanpa
menyia-nyiakan waktu, Kami kesana kemari ambil gambar sambil bermain dengan
ombak yang datang ke tepi pantai sambil menikmati suasana Pangumbahan ditemani
sunset. Tepat pukul 17:30 WIB Bapak penjaga datang membawa tukik-tukik yang
ingin dilepas. Kami pun bergegas menghampiri Bapak tersebut. Lucunya si
penyu-penyu kecil itu. Kami satu per satu mengambil penyu dari ember yang
dibawa Bapak itu. Dihitungan satu sampai tiga dengan posisi berbanjar kami melepaskan
tukik di Pantai Pangumbahan. Setelah senja tiba, kami menuju ke penginapan kita
di Pondok Hexa.
Pondok Hexa merupakan
penginapan yang recommended sekali. kami puas dengan fasilitas disana. Kami menyewa
satu pondok tipe Kakap yang terdiri dari 3 kamar AC + kamar mandi disetiap
kamarnya, dapur, kulkas, kolam renang (duh.. jadi promosi gini.. hehe). Selain
itu tempatnya strategis dengan pantai Kelapa Condong didepannya. Mas Gerry,
yang merupakan Manager disana sangat friendly, kita makan malam dengan pancake
buatan Riesta, Riva, Sisca, Agnes, Resti, Reni, Suci dan Lulu dan yang pasti
ikan bakar. (Hehehe…gak mau ketinggalan tuh ikan). Gak tahan dengan kolam
renang, malam itu pun kita langsung terjun berenang. Eh ternyata cowok-cowok
pada tidak bisa berenang, kalah sama ceweknya. (hehe…1-0). Setelah makan malam
sudah siap sekitar pukul 8 malam, kami bersiap membersihkan diri dan langsung
menyantap makan malam tersebut. Enakk…! Selanjutnnya waktunya bermain dengan
peralatan main yang telah kita bawa. Permainan favorite kita, UNO dan monopoli.
(hehe… seru). Sampai serunya kita semua
begadang hingga larut malam, bahkan sampai pagi. (Ckckck…)
Pagi harinya, tanggal
8 Juni 2012, Ibu-Ibu yang gemar masak kembali lagi disibukkan dengan persiapan
sarapan pagi dengan menu nasi goreng extra chicken nugget dan telur dadar. (Hmm..yummy..)
Pagi itu acara bebas dan hunting foto. Cowok-cowok menyusuri pantai di depan
pondok dan cewek-cewek menyusul namun ketinggalan. Pukul 08:00 WIB kami bergegas
untuk packing dan bersiap untuk ke trip selanjutnya, yakni Pantai Ujung Genteng
yang merupakan tempat penjualan ikan. Disana banyak terdampar perahu-perahu
nelayan. Sayangnya pantai disini kurang terawat. Dan anehnya ketika pulang kami
dijegat oleh penjaga yang tidak tahu kenapa mengejar kami dan memberhentikan.
Dan ternyata apa yang dilakukan penjaga yang aneh itu, beliau menagih uang
retribusi yang padahal kita sudah membayarnya waktu di Curug Cikaso. Dan yang
paling kami tidak sukai beliau berusaha membohongi kami dengan menyuruh bayar
yang tidak sesuai dengan jumlah retribusi kemarin. Untungnya, karena kami tidak
mau diperdaya, Kak Suci turun dan langsung memperlihatkan tiket yang kemarin
dan meminta alasan kenapa kami dikenakan kembali dengan jumlah yang tidak
sesuai. Dimana-mana retribusi itu di awal masuk, tapi kenapa ini diakhir. (aneh
sekali…) dia bilang karena “dia belum datang”. Jadi, siapa yang salah ayoo ??
Akhirnya Bapaknya mengeluarkan segepok tiket sama seperti jumlah retribusi
kemarin. Wahh.. untuk teman-teman yang berlibur kesana hati-hati mengalami
kejadian yang sama seperti kita. “Yaudah segini juga gak apa-apa” dengan nada
tinggi sambil memberikan tiket retribusi yang jumlahnya sama. (Zzzz….) Karena
iba dengan kelakuan si Bapak itu, akhirnya kami memberikan uang sesuai dengan jumlah
tiket kemarin yang langsung masuk ke saku bajunya. Sambil berpesan, lain kali “jangan
seperti itu Pak !”
Lanjut ke wisata
terakhir, Tanah Lot Amanda Ratu. Amanda Ratu sebenarnya merupakan Villa di
tengah perkebunan kelapa yang mempunyai view laut yang sangat keren seperti
tanah lot di Bali. Perpaduan muara sungai yang sangat besar dan posisi villa
yang ada di ketinggian membuat pemandangan semakin asik di tambah suasana taman
hotel yang terawat dan bersih. Namun, kolam renang dan musholah kurang terawat.
Cowok-cowok HIMAPI yang muslim bergegas solat jum’at di musholah tersebut dan
yang cewek-cewek menunggu di tepi taman dengan pemandangan yang menakjubkan. Debaran
ombak berusaha mengikis karang dan bebatuan di pantai tersebut. (wahhh…
pemandangan yang menyejukkan mata dan pikiran). Sekitar pukul 14:00 WIB kami
pergi ke salah satu resto untuk makan siang. Selesai makan, sekitar pukul 14.30
WIB kami Go Back to Jakarta. Ketika Maghrib tiba kami mampir ke Masjid untuk
melaksanakan ibadah solat Maghrib. Ada hal lucu yang kami temui disana, setelah
selesai menunaikan ibadah, sandal kita menghilang. (haaaaahhhh….). Ternyata sandal-sandal
kita diletakkan oleh anak-anak kecil pengelola penitipan sandal diraknya
sehingga kita mau tidak mau memberi uang kepadanya. (anak kecil yang cerdik…)
Panorama yang
berbeda, membuat kita semua terpanah akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa
menciptakan bumi dan langit serta isinya dengan sangat sempurna. Dan kita
sebagai manusia harus pandai untuk merawat dan menjaganya. Semoga kenangan kita
disini tidak pernah terlupakan dan dapat menambah erat tali silaturahim diantara
anggota HIMAPI. Sampai jumpa di Holiday HIMAPI tahun berikutnya. Salam HIMAPI.
(SR)
Comments
Post a Comment